Mengenal Lebih Dekat 2 Seniman Budayawan Jawa Barat, Acep Zamzam Noor dan Ahmad Faisal Imron
BANDUNG – Sosok Acep Zamzam Noor dan Ahmad Faisal Imron mungkin tidak asing lagi di telinga para seniman atau budayawan dari Jawa Barat. Keduanya termahsyur berkat karya-karya mengagumkan di bidang puisi dan juga seni rupa.
Acep Zamzam Noor dan Ahmad Faisal Imron dikenal sebagai anak kyai. Mereka berasal dari Pesantren Cipasung Tasikmalaya dan Baitul Arqam Ciparay yang merupakan lingkungan Nahdatul Ulama.
Karya-karya Acep Zamzam Noor lebih ke arah seni kontemplasi dan religius. Sementara Ahmad Faisal Imron menyampaikan pesan moral serta kritik sosial terhadap perilaku manusia.
Acep Zamzam Noor biasa menyampaikan pesan lewat lukisan puisi yang bergaya abstrak tanpa unsur figurative. Lukisan-lukisan tersebut dikerjakan seperti sedang menulis catatan harian yang spontan, mengalir, namun tetap sepenuh hati.
“Apa yang terlintas dalam ingatan, apa yang bergolak dalam pikiran, getar dari satu kegairahan, atau suara sayup-sayup berupa doa dan harapan divisualkan tanpa beban disertai spirit kegembiraan. Garis, warna, bidang saling merespon, kadang muncul juga tulisan sebagai bagian dari komposisi, sebagai penampakan suara hati,” jelas Acep Zamzam Noor dalam rilis Kiai Akhir Zaman.
Dalam prosesnya, Acep Zamzam Noor memanfaatkan sepertiga malam untuk menghasilkan karya. Menurutnya perenungan malam menuju subuh menjadi waktu yang hening saat doa tersampaikan. Taburan warna cat membentuk komposisi menjadi lukisan abstrak puitis, bagaikan sayup-sayup doa malam menembus ke bidang kanvas sambil mengingat hening tentang bulan, gunung, padang rumput, dan lorong gelap yang mengalirkan tetesan air.
Di sisi lain, karya-karya Ahmad Faisal Imron menonjolkan persoalan perilaku manusia, pengendalian diri, serta bentuk telaah dan sindiran atas peristiwa atau kasus-kasus yang selama ini terjadi. Apa yang disampaikannya sering terulang dan bisa dilihat dengan mudah di kehidupan bermasyarakat
“Tidak adanya kontrol diri dalam hidup bermasyarakat, dalam bertetangga, dalam membuang sampah, dalam menjaga lingkungan, pelecehan seksual hingga korupsi,” ungkap Ahmad Faisal Imron.
Serupa dengan Acep Zamzam Noor, Ahmad Faisal Imron juga bekerja pada tengah malam menuju subuh. Musik metal kerap menemani proses penciptaan karyanya. Ahmad Faisal Imron merasa perenungan saat malam menuju subuh dan melakukan wirid serta dzikir menjadi waktu yang tepat untuk memunculkan kreativitas seni rupa, puisi, bahkan musik.
Sejauh ini sudah puluhan karya yang dihasilkan oleh keduanya. Karya-karya tersebut kemudian dipamerkan dalam pameran seni rupa bertajuk “Dua Kyai Akhir Zaman” yang diselenggarakan di Galeri Pusat Kebudayaan, Kota Bandung, 10-25 September 2022. Bagi mereka, seni rupa religius Islam tidak harus dengan bentuk kaligrafi Arab, yang terpenting adalah isi pesan dari karya seni tersebut.