Mengenal Tenun Gedogan Khas Kabupaten Indramayu
Tenun merupakan salah satu tradisi masyarakat Indonesia yang sudah ada sejak masa lampau. Berbagai daerah punya cara tersendiri dalam teknik menenun, dan salah satunya dapat ditemukan di Kabupaten Indramayu.
Di sana, terdapat sebuah tradisi kerajinan bernama Tenun Gedogan. Tradisi tersebut sudah turun temurun dilestarikan masyarakat Indramayu sehingga akhirnya diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia asal Jawa Barat.
Sebutan gedogan sendiri berasal dari nama alat yang digunakan untuk menenun. Nama itu muncul karena ketika digunakan, alat tenun tersebut mengeluarkan bunyi ‘dog…dog…dog’ dari bagian tertentu yang saling beradu.
Dalam gedogan, terdapat seperangkat alat lainnya seperti pajal, kluntungan benang, undar jantra, pamanen, dan teropong. Keseluruhan alat tersebut merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya. Setiap alat memiliki fungsi sebagai berikut:
– Pajal: alat ini terbuat dari bambu, fungsinya untuk menggulung benang dari undar jantra melalui proses nglerek
– Undar: alat ini terbuat dari bambu, kayu, dan benang, biasanya dibuat sendiri oleh pengrajinnya. Undar merupakan pasangan jantra. Undar jantra berfungsi untuk nglerek
– Jantra: alat ini terbuat dari kayu dan roda. Jantra merupakan pasangan undar. Undar jantra berfungsi untuk nglerek
– Pamanen: fungsinya untuk menggulung benang dari kluntungan. Lebar benang yang digulung sesuai ukuran kain yang diinginkan. Alat ini biasanya dibuat oleh tukang kayu
– Kluntungan benang
– Teropong: berfungsi untuk memasukkan benang yang ada di pajal pada saat menenun
Dalam proses menenun, ada beberapa langkah yang harus dilakukan seperti nglerek (menggulung benang) ke pajal, nglerek ke kluntungan, mani, dan terakhir barulah menenun benang sesuai ukuran kain.
Proses tersebut memakan waktu yang cukup panjang. Karenanya, masyarakat tradisional melakukan Tenun Gedogan sambil berinteraksi dengan sesama penenun untuk menghilangkan rasa jenuh ketika berkegiatan.
Sebagai upaya pelestarian, Pemerintah Kabupaten Indramayu sudah menggelar pelatihan yang diikuti masyarakat umum. Diharapkan tradisi Tenun Gedogan dapat diteruskan generasi muda dan tidak punah digerus perkembangan zaman.
“Tenun gedogan asli milik Indramayu yang mempunyai ciri khas tersendiri dan identitas. Maka dari itu untuk menghidupkan kembali tenun gedogan, kami mengadakan pelatihan dan yang diikuti dengan antusias oleh masyarakat setempat. Kami juga meminta PKK Desa untuk menggerakkan kembali pelatihan tenun gedogan,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olaharaga (Dispara) Kabupaten Indramayu, Triani Rochaeningsih yang dilansir situs resmi Kabupaten Indramayu.
Penulis: Bagusthira Evan Pratama