Enter your keyword

Jawa Barat Ikuti Pameran Nasional Senjata Tradisional Nusantara 2023

Jawa Barat Ikuti Pameran Nasional Senjata Tradisional Nusantara 2023

PALEMBANG – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat melalui UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat mengikuti Pameran Nasional Senjata Tradisional Nusantara yang diselenggarakan di Kota Palembang, Sumatera Selatan mulai 25 Juli 2023. Kegiatan tersebut mengambil tema “Dinamika Senjata: Kearifan Lokal Sebagai Perisai Jati Diri Bangsa”.

Pameran dibuka secara langsung oleh Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya. Pameran yang digelar di Museum Provinsi Sumatera Selatan itu memamerkan 283 koleksi senjata dari 23 museum yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air.

“Alhamdulillah, Provinsi Sumsel dipercaya sebagai tuan rumah Pameran Nasional Senjata Tradisional Nusantara Tahun 2023. Dengan pameran ini diharapkan lebih meningkatkan kecintaan masyarakat pada kekayaan kearifan lokal dan diyakini kian meneguhkan semangat masyarakat dalam merawat dan melestarian warisan kearifan lokal, baik berupa benda maupun tak benda,” ungkap Wagub Sumsel.

Pada kegiatan ini, Museum Sri Baduga yang mewakili Jawa Barat membawa lima jenis senjata tradisional. Kelimanya merupakan senjata yang pernah dipergunakan di Tatar Sunda sejak zaman dulu kala.

Berdasarkan isi Naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian, didapatkan informasi bahwa setidaknya pada tahun 1518 Masehi di Kerajaan Pajajaran, terdapat beberapa jenis senjata yang khusus dimiliki atau menjadi pegangan Sang Prabu, Sang Pandita, maupun Sang Wong Tani. Masing-masing senjata digunakan sesuai dengan fungsinya.

Berikut isi lembar ke XVII naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian:

Sa(r)wa lwir[a] ning teuteupaan ma telu ganggaman palain. Ganggaman di sang prabu ma: pedang, abet, pamuk, golok, peso teundeut, keris. Raksasa pina[h]ka dewanya, ja paranti maehan sagala.
Ganggaman sang wong tani ma: kujang, baliung, patik, kored, sadap. Detya pina[h]ka dewanya, ja paranti ngala kikicapeun iinumeun.
Ganggaman sang pandita ma: kala katri, peso raut, peso dongdang, pangot, pakisi. Danawa pina[h]ka dewanya, ja itu paranti kumeureut sagala.
Nya mana tĕluna ganggaman palain deui di sang prebu, di sang wong tani, di sang pandita. Kitu lamun urang hayang nyaho di sarean(ana), eta ma panday tanya.

Terjemahan:
Segala macam hasil tempaan, ada tiga macam yang berbeda.
Senjata sang prabu ialah: pedang, abet (pecut), pamuk, golok, peso teundeut, keris. Raksasa yang dijadikan dewanya, karena digunakan untuk membunuh.
Senjata orang tani ialah: kujang, baliung, patik, kored, pisau sadap. Detya yang dijadikan dewanya, karena digunakan untuk mengambil apa yang dapat dikecap dan diminum.
Senjata sang pendeta ialah: kala katri, peso raut, peso dongdang, pangot, pakisi. Danawa yang dijadikan dewanya, karena digunakan untuk mengerat segala sesuatu.
Itulah ketiga jenis senjata yang berbeda pada sang prabu, pada petani, pada pendeta. Demikianlah bila kita ingin tahu semuanya, tanyalah pandai besi.

Khusus kujang yang menjadi salah satu ikon masyarakat Sunda, penggunaannya tak sekadar sebagai sebuah senjata. Kujang menjadi alat yang multifungsi karena juga bisa digunakan sebagai perkakas. Bahkan kujang juga menjadi ‘tanda kebesaran’ dalam upacara keagamaan maupun budaya.

Pameran ini sendiri menjadi penyelenggaraan yang pertama. Kegiatan akan berlangsung hingga 23 Agustus 2023.

 

Penulis: Iwan Hadiwijaya

Peliput dan Dokumentasi:  Iwan Hadiwijaya

Kirim Pesan
Terima Kasih telah mengunjungi website kami, Anda dapat melihat keindahan Jawa Barat lainnya dengan mengunjungi Instagram : @disparbudjabar dan @smiling.westjava. Jika anda memiliki pertanyaan lebih lanjut silahkan untuk menghubungi kami.